Terdapat berbagai jenis cat besi, salah satunya cat enamel berbasis air. Jenis cat ini memiliki banyak keunggulan dari segi kualitas, keamanan, dan kemudahan aplikasi. Meski terkenal praktis dan mudah, tetap harus diaplikasikan dengan tahapan yang benar. Bagaimana caranya? Mari simak 7 cara mengaplikasikan cat enamel berbasis air pada besi berikut.
Cara Mengaplikasikan Cat Enamel Berbasis Air pada Besi
Dengan mengikuti panduan di bawah ini, hasil cat Anda dijamin awet dan tampak profesional.
1. Membersihkan Besi Sebelum Mengecat
Bersihkan debu dan minyak yang menempel pada besi. Kotoran ini menggangu proses melekatnya cat dan membuat hasil tidak rata.
Cara membersihkan besi sangat mudah, hanya menggunakan kain lembap. Gosok perlahan sampai kotoran terangkat.
Setelah itu, segera keringkan besi dengan kain kering. Lapisan cat tidak bisa merekat pada besi yang lembap, basah atapun kotor.
Apabila terdapat karat, Anda tidak perlu panik. Karat bisa hilang dengan pengamplasan. Amplas seluruh permukaan besi terutama pada bagian yang berkarat. Jika masih belum hilang, gunakan larutan khusus untuk membersihkan karat.
Selain itu, pastikan Anda tidak melewatkan bagian tersembunyi seperti sudut atau sambungan. Karat sering kali muncul di area yang jarang terlihat. Bersihkan juga bagian tersebut secara menyeluruh. Sisa karat dapat mengakibatkan lapisan cepat mengelupas.
2. Lakukan Pengecatan pada Waktu yang Ideal
Sebelum mengecat, periksa terlebih dahulu kondisi cuaca saat ini. Apakah cuaca sedang mendung atau justru hujan? Hati-hati kondisi ini bisa menghambat proses pengeringan cat.
Cuaca mendung dan hujan dapat meningkatkan kelembapan udara. Lapisan cat menjadi sulit kering. Bahkan, kita sama sekali tidak bisa melanjutkan finishing.
Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya karena penggunaan cat solvent. Pelarut cat solvent (thinner) memerlukan sinar matahari agar bisa menguap dan kering. Ketika kondisi mendung, cat ini berisiko tidak bisa kering. Bahkan timbul kabut putih atau embun pada finishing.
Mengecat besi di musim hujan, sebaiknya menggunakan cat water based. Pelarutnya berupa air, yang mana tidak terlalu bergantung pada sinar matahari agar dapat mengering.
Disarankan saat kondisi tidak terlalu panas atau terlalu berembun. Suhu ekstrem di siang hari bisa memunculkan gelembung pada hasil finishing. Sedangkan malam hari berisiko menimbulkan embun, terutama jika pengecatan dilakukan di luar ruangan.
3. Siapkan Alat dan Bahan Finishing
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat dan bahan. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan yaitu :
- Pengaduk
- Kuas atau spray gun
- Cat Besi
- Pelarut (Air)
Perlu diingat beberapa jenis cat besi memerlukan bahan tambahan seperti primer dan pelarut thinner. Fungsi primer untuk memperkuat kerekatan lapisan cat. Selain itu, juga berfungsi melindungi dari karat dan cuaca. Penggunaan primer terlihat rumit dan boros.
Sementara thinner fungsinya untuk melarutkan cat. Dampak penggunaan thinner yaitu lebih boros dan berbau menyengat. Bau ini terkadang membuat sakit kepala bahkan mual.
Namun tenang, kini terdapat cat besi Orchid Enamel Paint. Cat besi serbaguna dan praktis tanpa primer. Produk cat ini sudah bisa melekat kuat tanpa memerlukan primer, cukup satu bahan cat saja.
Kabar baiknya lagi, Anda tidak perlu membeli thinner. Pelarut berupa air sudah cukup untuk mengencerkannya.
Selain alat utama, siapkan juga sarung tangan dan masker untuk melindungi diri dari debu atau partikel kecil selama proses persiapan. Pastikan juga area pengecatan memiliki pencahayaan yang cukup agar hasilnya merata dan tidak belang.
4. Aduk Cat Hingga Merata
Campurkan cat dengan pelarut dan aduk sampai merata. Fungsi pengadukan ini untuk mencampurkan partikel pigmen. Gunakan stik pengaduk berkecepatan lambat.
Pastikan tidak ada bahan cat yang mengendap. Pengadukan tidak hanya di awal saja, tetapi juga saat mengaplikasikan cat. Warna bisa tidak rata jika langsung mengecat tanpa diaduk terlebih dahulu.
Sebaiknya janga aduk terlalu cepat. Apabila terlalu cepat berisiko bahan bergelembung udara. Akhirnya akan menyebabkan bintik-bintik kecil pada permukaan setelah mengering. Jika ini terjadi, permukaan besi jadi tampak tidak halus dan finishing terlihat kurang profesional.
5. Pilih Alat Aplikasi yang Sesuai
Alat aplikasi cat terdiri dari kuas, spray gun, dan roller. Pemilihan alat menyesuaikan bidang besi yang akan dicat.
Bidang yang luas sebaiknya memakai spray gun. Dengan alat ini proses agar lebih cepat dan hasilnya merata. Sementara jika Anda menggunakan kuas, pilih kuas jenis spons. Kuas ini tidak menimbulkan brush mark.
Untuk pemula, kuas adalah pilihan yang paling aman dan terjangkau. Sedangkan pengrajin atau profesional lebih sering menggunakan spray gun karena memberikan hasil finishing yang lebih halus dan efisien waktu. Jika menggunakan spray gun, pastikan viskositas cat sudah sesuai agar tidak menyumbat nozzle.
6. Hindari Lapisan yang Terlalu Tebal
Lapisan yang terlalu tebal akan sulit kering. Apabila satu lapis belum bisa menutup permukaan besi, maka tambahkan lapisan berikutnya. Dengan catatan lapisan pertama sudah mengering.
Teknik ini juga mencegah munculnya gelembung, retakan, dan lapisan cat yang terkelupas.
7. Biarkan Cat Mengering Sebelum Digunakan
Cat harus kering sempurna sebelum digunakan. Lapisan yang masih basah belum sepenuhnya kuat. Finishing bisa terkelupas atau bahkan menempel ke permukaan yang bersentuhan dengannya.
Idealnya, cat dibiarkan mengering selama 24 jam untuk memastikan daya rekatnya maksimal. Terutama untuk penggunaan berat atau di tempat umum, biarkan hingga cat benar-benar mengering.
Jangan terburu-buru menumpuk atau memindahkan besi yang sudah dicat agar hasil akhir tetap optimal.
Baca juga : 7 Fungsi Cat Enamel Berbasis Air untuk Besi yang Jarang Diketahui
Cara Menyimpan Sisa Cat Enamel Water Based agar Tetap Awet
Setelah proses finishing selesai, sering kali menyisakan cat di dalam wadah. Jangan langsung dibuang, karena cat masih bisa digunakan di lain waktu selama disimpan dengan cara yang benar.
Tutup wadah hingga rapat. Udara luar bisa mempercepat pengeringan cat dan membuatnya menggumpal. Jika tutup aslinya sudah rusak, pindahkan cat ke dalam wadah kedap udara dan beri label tanggal penyimpanan.
Tempatkan wadah di lokasi yang sejuk, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Hindari menyimpan cat di tempat yang terlalu panas, seperti dekat kompor atau di dalam mobil. Suhu tinggi bisa mengubah konsistensi cat dan menurunkan kualitasnya.
Selain itu, jangan mencelupkan kuas langsung ke dalam wadah cat yang akan disimpan. Tindakan ini bisa membawa kotoran atau partikel asing ke dalam cat dan memicu reaksi kimia. Gunakan wadah terpisah saat ingin mengambil cat untuk aplikasi.
Dengan cara penyimpanan yang tepat, sisa cat enamel water based bisa tahan lama, tergantung kondisi ruangan dan keawetan produknya.
Baca juga : 10 Tips Pengecatan Besi agar Hasilnya Tahan Lama dan Anti Karat
Bedanya Cat Enamel Water Based dan Cat Besi Biasa
Banyak orang masih bingung membedakan cat enamel water based dengan cat besi solvent. Padahal, keduanya memiliki karakteristik yang cukup berbeda, terutama dari sisi keamanan dan kemudahan aplikasi.
Cat enamel berbasis air menggunakan air sebagai pelarut utamanya. Sementara cat besi biasa umumnya menggunakan thinner atau pelarut berbahan kimia yang mudah terbakar dan menguap. Cat solvent memiliki bau menyengat dan menghasilkan emisi VOC yang tinggi.
Selain itu, cat water based juga lebih cepat kering di suhu ruang tanpa perlu sinar matahari langsung.
Dari sisi keamanan, cat enamel berbasis air lebih ramah lingkungan dan aman digunakan di ruang tertutup. Tidak menimbulkan bau menyengat dan lebih nyaman bagi pengguna yang sensitif terhadap aroma kimia. Cat ini cocok untuk rumah, sekolah, hingga area indoor seperti dapur atau kamar anak.
Untuk memesan Orchid Enamel Paint atau menanyakan informasi lebih lanjut, silahkan klik banner di bawah ini.